Monday 23 September 2013

Rawamangun Ku



Sekitar bulan Maret atau April (karena sudah lama saya jadi agak lupa) saya bersama rekan satu divisi di mutasi ke Jakarta. Itu berarti sudah setengah tahun saya berkantor di Jakarta.

Bukan suatu pekerjaan yang mudah memang, mengingat domisili saya itu di bogor. Itu artinya setiap hari saya bolak-balik Bogor - Jakarta dan Jakarta - Bogor. Tapi sampai saat ini, kegiatan itu masih saya lakukan setiap harinya walaupun hari demi hari akhirnya saya pun mengeluh dalam hati.


Perjalan dari rumah ke kantor itu memakan waktu sekitar 3 jam kurang lebih. Jadi bolak-balik saya menghabiskan waktu 6 jam untuk perjalanan. Bukan perkara yang mudah, bukan?



Itu adalah jam dinding yang menempel di kamar, jam itu saya lebihin setengah jam, supaya insting bangun saya lebih sigap saja. Untuk awal-awal metode itu memang berhasil. Tapi makin kesini pikiran saya sudah mulai paham kalau jam itu saya lambatin satu jam.

Baiklah kurang lebih setengah delapan saya berangkat dari rumah yang artinya saya jam setengah tujuh harus sudah bangun untuk siap-siap (mandi, makan, beres-beres, dll) ...


Kadang saya berangkat menggunakan motor, tapi kadang juga kereta. Hanya lebih sering menggunakan kereta, perbandingannya sekitar 9 : 1 lah. haha.

Tapi kali ini saya akan menceritakan  perjuangan saya menggunakan Commuter Line.


Saya tepat keluar dari rumah sekitar jam 07.30an .. itu harus jam segitu, gak boleh ngaret walaupun cuma semenit. Karena kalau ngaret, resikonya adalah ketinggalan kereta.

Sementara jadwal kereta saya itu jam 07.49 dan 08.01. Jika dua jadwal itu saya ketinggalan, maka tamatlah sudah.

sekitar berjalan 5 menit dari rumah, saya akan melintasi jembatan yang panjangnya sekitar 30 meter.




Mengalir sungai Cisadane dibawahnya, serta lukisan Gn. Salak di belakang sana. Jika cuacanya sedang bagus, Gn. Salak akan terlihat sangat jelas dan sangaaat indah. Tapi kebanyakan sih kalau di pagi hari selalu berkabut. Maklum saja Bogor sendiri dijuluki kota Hujan

Perjuangan saya belum selesai sampai disitu.

Sekitar 2 menit dari jembatan cisadane, saya akan melewati jalan Tanjakan Pala.



Memakan waktu sekitar 3 - 5 menit untuk melewati tanjakan ini. Untuk yang baru pertama kali lewat sini, pasti akan shock. Karena untuk melewati tanjakan yang mempunyai 98 anak tangga ini tidaklah mudah. Tapi karena saya setiap hari lewat sini jadi agak sedikit terbiasa walaupun lama-lama saya mengeluh "aah.. cape juga". Tapi saya harus tetap semangat.

Karena perjuangan masih sangat panjang.



 
Sesampainya di ujung jalan, saya pun menyetop angkot 02 untuk menuju ke Stasiun Bogor. Tidak lama, karena jarak dari saya naik angkot ke Stasiun berkisar sekitar 100 - 150 Meter lah. Di sini saya bayar Rp 2000,- sebagai tarif angkotnya.





Sesampainya di Stasiun Bogor, untuk kalian yang sudah punya Commet (Commuter Electronic) kalian tidak harus berjibaku buang-buang waktu untuk mengantri di Loket lagi untuk membeli tiket THB. Tapi karena saya sudah punya Commet, jadi saya langsung bisa tap in.





Untuk menuju manggarai saldonya akan terpotong sebesar Rp 4.000.
Setelah Tap In , saya pun langsung menuju ke peron. Biasanya atau seringkali kereta nya sudah duluan mejeng Stasiun sebelum saya sampai. Tapi kali ini entah kenapa saya duluan yang nyampe stasiun sebelum kereta. Jadi akhirnya saya menunggu sekitar 3 - 5 menitan.







Akhirnya setelah menunggu di peron, kereta saya pun datang juga. Kalau saya datang duluan daripada keretanya biasanya saya masih punya kesempatan untuk dapat tempat duduk, tapi kalau keretanya duluan yang datang di stasiun daripada saya, maka ya mau tidak mau saya harus berdiri selama 1 jam 15 menit untuk mencapai St. Manggarai.








Nah ini bisa dibilang sebagai hari keberuntungan saya, karena apa? karena saya dateng duluan dari pada keretanya, walhasil saya dapat tempat duduk. Tapi kebahagiaan tidak hanya berhenti sampai disini. Tapi pada stasiun-stasiun berikutnya. Ketika ada wanita yang berdiri di depan saya. Dalam hati saya pasti terjadi peperangan jiwa sehingga menjadi kontroversi hati yang akan mengkudetakan semuan (alahh.. apaan sih)... intinya adalah saya mengalami benturan hati, pilihan antara berdiri atau duduk, antara memberikan kursi ini atau berdiri sepanjang perjalanan. Itu adalah pilihan yang sulit kecuali Ibu-ibu hamil, manula, atau yang membawa balita, Tanpa harus disuruh saya dengan sigap pasti akan langsung berdiri layaknya lelaki sejati.






Setelah 1 jam 15 menit hati ini bergejolak, resah dan gelisah. Akhirnya saya sampai juga di Stasiun Manggarai. Dari sini perjuangan saya menuju kantor masih ada satu transportasi lagi. Yaitu Busway.









Dari Stasiun Manggarai menuju Shelter Busway itu lumayan jauh kalo ditempuh jalan kaki memakan waktu sekitar 15 - 20 menitan lah.


Disini saya harus berjalan di bahu jalan, karena trotoar yang di pakai para pedagang kaki lima yang tidak tahu malu, bahkan dibikin jadi kios berlantaikan keramik. Entahlah, saya tidak ikut campur masalah itu, tapi yang saya keluhkan disini adalah. Kami para pejalan kaki tentu saja sangat tidak nyaman berjalan di bahu jalan seperti ini.

Semoga saja Gubernur DKI Jakarta, Pak Jokowi bisa mentertibkan Para pedagang liar yang membuka lapak seenaknya. CMIIW .. IMHO




Berjalan sekitar 5 menitan dari stasiun manggarai,  saya akan melewati Terowongan Manggarai dimana sebelahnya adalah Pintu Air Manggarai yang terkenal dengan sampah yang menumpuknya. Tapi sekarang agak sedikit berkurang, karena Warga liar yang bermukim di bantaran kali sudah mulai di tertibkan oleh Jokowi.



Dan setelah perjalanan yang lumayan melelahkan, karena harus berjibaku dengan polusi yang sangat tebal. Udara di Manggarai bisa terbilang sangat kotor. Jadi para pejalan kaki harus mengenakan masker.

Setelah membeli tiket seharga Rp 3.500 saya pun duduk untuk menunggu busway datang. Kali ini saya pun benar-benar beruntung lagi, karena shelternya sedang sepi. biasanya antrian mengular panjang di shelter ini. Dan kami berdesak-desakan berebutan masuk ke dalam bis.




Sekitar 5 menit kemudian Busway yang saya tunggu akhirnya datang juga. 5 Menit menunggu itu termasuk waktu yang sangat sebentar, jika di ingat saya pernah menunggu Busway hingga 20 menit lamanya. Sampai-sampai kaki ini terasa sangat pegal sekali untuk berdiri.

Perjalanan dari Shelter manggarai ke kantor hanya memakan waktu sekitar 20 menitan saja, atau paling lama 30 menit. Kalaupun lebih berarti penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah prapatan Matraman yang mempunya Lampu merah yang sangaaaaaaaaat lamaa!!

Lampu merah disitu bisa 10 menit artinya 600 detik lampu merah, sementara lampu hijaunya hanya 10 detik saja. Sungguh tidak adil, tapi itu adalah nyata. Ini disebabkan karena jumlah kendaraan bermotor di Jakarta memang sudah diluar kewajaran!


Akhirnya saya sampai juga di Shelter UNJ, iya benar... Kantor saya bersebelahan dengan UNJ (Universitas Jakarta) & Labschool. Perjalanan kali ini tidak terlalu sangat melelahkan, karena saya sangat beruntung dari awal di Bogor sampai di Jakarta.


Sisa perjalanan saya adalah  hanya menyebrangi JPO setelah berjalan sedikit lagi dan sampai di kantor.



ya diseberang sana adalah Kampus UNJ. Banyak teman-teman saya yang mau masuk situ tapi gak kesampean. Mungkin belum rejekinya kali ya.


Dan di depan Labschool (Sebelah UNJ) saya selalu beli Siomay langganan saya setiap pagi, hampir tidak pernah terlewati kecuali tanggal 28, 29, 30... dst. Karena di tanggal-tanggal itu saya harus ngirit. Hahaha




daaaaaaaaaan.. akhirnya saya sampai juga di kantor tempat di mana saya bekerja.




Jam 09.55 saya sampai kantor. Akhirnya. Setelah sejauh ini. Bisa sampai kantor dengan selamat saja saya sudah bersyukur.





Ruangan saya berada di lantai 4, jadi membutuhkan waktu sekitar 5 menitan untuk sampai tepat di depan meja kerja saya. Jadi dari rumah sampai ke kantor itu tepat pukul 10.00.

Bukan perkara yang mudah bukan?


 Yap, Akhirnya saya sampai tujuan. Alhamdulillah.

8 Jam menatap komputer, hingga akhirnya pulang kembali ke bogor. melalu jalur yang sama.


Selama setengah tahun saya melewati perjalanan yang sangat amat melelahkan. 

Tuhan, saya hanya tidak ingin menghabiskan 20 tahunku di kereta itu, tolong keluarkan saya dari kereta itu. Atau tolong tambahkan waktu dalam satu hari, jangan 24 jam. Sungguh waktunya sangat sempit.


Saya bisa sampai kerumah lagi itu pukul jam 8 malam. Dan tubuh ini sudah terlalu lelah untuk beraktifitas ini dan itu.

Tuhan, Semoga Engkau mendengar hamba-Mu yang lemah ini.




Satu bocoran, Kalian tahu kenapa saya sangat beruntung? di kereta sepi, di busway sepi, dapat tempat duduk?

Karena saya mengambil gambar itu pada hari sabtu. Kalian tidak akan bisa membayangkan apa yang saya rasakan pada hari senin-jum'at. Jangankan mengambil gambar. Untuk melihat kaki sendiri adalah hal yang sangat sulit dilakukan di dalam kereta.



Semoga, perjuangan saya ini ada hikmah dan manfaat untuk hidup saya kedepannya.




Amin.



Ini bukan keluhan, ini bukan dumelan. Saya hanya sudah tidak tahan menahannya, dan tidak tahu harus bercerita kepada siapa. Ini hanya sebuah coretan hati, jadi tolong jangan di salah arti.

Saya hanya manusia biasa yang mempunyai impian yang tidak biasa.


Semoga Allah menolong kita semua.

Ini adalah Footage Video dari perjalanan saya.


 




Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

No comments:

Post a Comment

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML